RPS (Rencana Pembelajaran Studi) Kajian DSH (Daily Syar'iy Healthy)

by Genta Ihsa Asyura    18 May 2025
RPS (Rencana Pembelajaran Studi) Kajian DSH (Daily Syar'iy Healthy)

بسم الله الرحمن الرحيم

 

Pertemuan Ke-1, Ahah 18 Mei 2024 M

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, Yang Telah Mengutus manusia termulia dan suri tauladan seluruh alam semesta untuk menjadi seorang rasul yakni Nabi Muhammad SAW. yang membawa kitab suci Al-Qur’an sebagai sumber kesembuhan atas segala penyakit dengan sunnah-sunnah yang terdapat di dalamnya dan dari dirinya. Sebagaimana firman-Nya “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu” [33:21] dan “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” [10:57]. Sehingga menjadi pedoman bagi tim Kajian Dakwah PMII 1011 dalam mengadakan kajian DSH (Daily Syar’iy Healthy) untuk belajar hidup sehat sesuai syari’at.

 

Kajian DSH hadir karena beberapa latar belakang utama yaitu permintaan peserta Ashabul Kahfi yang ingin belajar kesehatan dan survei alumni bahwa lulusan ITS banyak bermasalah di MCU (Medical Check Up) saat melamar pekerjaan meski hanya data kasar, serta latar belakang internal yaitu mengoptimalkan potensi kader PMII yang belum terwadahi, mengurangi beban kerja kajian bahasa arab, dan mengurangi potensi bosan peserta ashabul kahfi.

 

Kemudian, dari berbagai latar belakang tersebut, tim Kajian Dakwah mulai mempertimbangkan dan menganalisis urgensitas dan kebutuhan kajian kesehatan tersebut bagi generasi saat ini. Hingga akhirnya menemukan jawaban bahwa kajian kesehatan insyaAllah benar-benar dibutuhkan. Berdasarkan piramida maslow kebutuhan manusia paling dasar adalah kebutuhan fisik dan keamanan di samping kebutuhan sosial sebelum berusaha menggapai apresiasi dan aktualisasi diri.

 

Maslow menegaskan bahwa apresiasi dan cita-cita yang kita inginkan adalah sesuatu yang paling akhir dibutuhkan. Secara umum, seseorang membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar sebelum mengupayakan kebutuhan akhir. Maslow juga menambahkan bahwa kebutuhan fisik, keamanan, sosial adalah kebutuhan dasar, yang gampang puas asalkan sudah terpenuhi. Sedangkan pengakuan dan aktualisasi diri adalah kebutuhan lanjutan, yang tidak jelas kapan puasnya [2].

 

Contoh paling konkrit adalah makanan dan kesehatan, seseorang tidak akan sempat memikirkan cita-cita dan tidak membutuhkan apresiasi jika ia masih disibukkan untuk memenuhi makan sehari-hari, juga jika sedang fokus menjalani operasi untuk penyembuhan diri dari masalah kesehatan yang ia alami. Kebutuhan sosial juga menjadi kebutuhan dasar bagi manusia yang fitrahnya merupakan makhluk sosial. Ia bisa dipenuhi dengan membentuk kelompok, circle, organisasi, atau bahkan keluarga.

 

Di PMII, sahabat-sahabati sudah dapat memenuhi kebutuhan sosial sebagai sebuah organisasi. Namun, kebutuhan fisik dan keamanan masih menjadi misteri masing-masing individu, apakah masing-masing diri kita sudah bisa melakukan pemeliharaan terhadap kebutuhan dasar ini, atau belum menyadarinya sebab hidup kita masih belum terjadi apa-apa? Agar seluruh kader PMII bisa menuju kebutuhan lanjutan, dengan berbagai bidang yang ditekuni, maka kebutuhan fisik dan keamanan harus dipenuhi agar tujuan masing-masing anggota serta visi misi organisasi bisa tercapai melalui program yang dapat terus berjalan.

 

Pembelajaran (kuliah) di jurusan kita masing-masing adalah bagian dari piramida paling puncak, sesuatu yang paling kita inginkan, karena sesuai cita-cita kita. Namun, untuk mencapainya, sebagai manusia kita tetap dituntut oleh kebutuhan mendasar yaitu kebutuhan fisik, seperti makan, dan kebutuhan keamanan, seperti kesehatan, serta kebutuhan sosial, yang bisa kita dapatkan melalui organisasi seperti di PMII.

 

Kajian DSH, sesuai namanya, menyediakan materi tentang kegiatan sehari-hari manusia melingkupi kebutuhan fisik (daily) dan kesehatan (healthy) sesuai syariat islam (syar’iy). Pembahasan terkait kesehatan dibatasi dalam lingkup aktivitas sehari-hari manusia secara umum sehingga benar-benar bisa diterapkan, pembahasan kesehatan secara keseluruhan tidak diperlukan karena bidangnya para tenaga medis.

 

Dalam pembahasannya akan dibagi menjadi 3 bagian untuk setiap topik materi. Pertama, topik akan disajikan berupa sunnah-sunnah nabi sebagai acuan ideal sesuai syari’at islam yang dibawa beliau. Karena sepanjang hidupnya nabi tidak pernah sakit fisik yang disebabkan oleh pola hidupnya sendiri. Kedua, penjelasan ilmiah secara sains dipaparkan untuk menelusuri hukum sains yang berlaku pada sunnah-sunnah nabi untuk mencari esensi ilmiahnya. Ketiga, dari esensi ilmiahnya akan disarankan alternatif lain dari sunnah-sunnah nabi yang sulit diterapkan bagi mahasiswa di era modern dijadikan sebagai solusi terhadap masalah-masalah kesehatan mahasiswa yang terjadi. Di akhir sesi, diadakan QnA secara terbuka untuk permasalahan-permasalahan di luar topik bagi yang ingin bertanya. Jika ada permasalahan yang belum bisa dijawab, maka pertanyaan akan ditelusuri referensinya dan dijawab di pertemuan selanjutnya, atau via grup WhatsApp yang ada.

 

Referensi utama yang digunakan adalah kitab-kitab tentang adab berdaraskan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw. seperti “Bidayatul Hidayah” karya Al-Imam Ghazali, dengan syarahnya “Maraqil ‘Ubudiyyah” karya ulama nusantara Syekh Nawawi al-Bantani, untuk pembahasan adab-adab keseharian berdasarkan sunnah-sunnah nabi. Kitab “Thibbun Nabawi (Pengobatan ala Nabi)” juga menjadi pendukung sunnah nabi khusus dalam konteks ilmu kesehatan yang bersifat ilahiyyah langsung turun kepada nabi. Kemudian, ditelusuri penjelasan ilmiahnya secara sains melalui jurnal-jurnal yang merupakan hasil penelitian para ilmuwan yang kredibel. Serta buku-buku sains yang sesuai konteks bahasan kajian. Dari berbagai referensi tersebut akan diupayakan membuat kesimpulan berupa saran kesehatan yang praktis untuk diterapkan mahasiswa saat ini sebagai bentuk hasil kajian [1].

 

Kurikulum materi yang akan dikaji pada kajian ini mencakup empat bahasan utama secara garis besar, yakni pola hidup, pola makan, pola tidur, dan pola gerak. Materi secara spesifik bisa berdasarkan permintaan peserta yang kemudian akan ditelusuri referensi kitab dan jurnal ilmiahnya untuk dibahas di pertemuan selanjutnya. Namun, jika tidak ada, maka tim kajian DSH sendiri yang merancang topik materinya. Tim Kajian menyadari bahwa kami masih dalam proses belajar dan sedang berjuang untuk menjadi ahli. Apabila dalam proses pengkajian ada pendapat lain yang lebih kredibel referensinya, kami sangat berterima kasih jika diberi tahu informasinya.

 

DAFTAR PUSTAKA

[1] F. Muttaqien. “Healthy lifestyle: Kamu sehat, Allah cinta”. R. Cahaya, Ed. Depok: Gema Insani, 2015, pp. 136.

[2] M. Krogerus, R. Tschappeler, J. Piening, and P. Earnhart. “The decision book: fifty models for strategic thinking”. London: Profile Books, 2015, pp. 174.